Saturday, March 8, 2008

seorang kawan bercerita padaku, tentang manusia yang bertaut hati di suatu masa yang bukan sekadar serabut benang angka. namun telah dipintal sebagai jalannya kehidupan, yang berbulat-bulat putaran, mengulak-alik dan membuatnya bermandi definisi. meski demikian, sekujur cerita, biarkan hanya tuhan dan pelakonnya yang tahu. hanya mereka. begitu lebih indah.

.

2003

kata lelaki itu terbata, “sampeyan nggak sadar toh kalau aku sayang sama sampeyan?”. sang perempuan takjub. namun dia tahu lelaki itu memiliki langitnya sendiri; mereka tak akan pernah bisa berada dalam naungan yang sama. dalam ketakutan, keduanya meninggalkan segalanya tanpa jawab. sang perempuan juga pergi ketakutan. takut yang lama, bahwa candu itu justru bisa menyakitinya suatu hari nanti. memiliki, rasa yang lumrah saat tautan mulai terucap dengan bahasa kata dan laku.

tak perlu lama untuk membuktikan ketakutan itu terjadi tepat seperti yang diduga. selanjutnya, ada fase amarah, benci, dendam, rindu, segala ngilu, sesak, lowong yang jemput menjemput.

hujan tampaknya baru reda lima tahun setelahnya. lelaki itu, perempuan itu menyadari tak ada yang salah dengan masa lalu. mereka bisa berjabat tangan, saling mengumbar kimia dalam pikiran mereka yang bersahabat.

rasa itu ada di masa silam, dan tetaplah ada di sana.

di sana adanya.

.

2008

perempuan itu bersua seorang lelaki yang berbeda yang mengaku mencintainya. namun perempuan itu belum lagi berkata. atau dia mungkin menyiapkan kata, aku sayang padamu, teman. dia bukan seseorang yang bisa menyimpulkan ketetapan hati dalam waktu singkat. dia tak mau ditipu bungah yang sesaat. sayangnya, waktu sulit menengahi. dan dia terpaksa tak akan pernah mengatakannya..

**

setelah hujan mereda, perempuan itu mencoba mencari apa yang terbaca. dia mengingat satu di antaranya, segantung kalimat yang pernah diwejangkan padanya di hari yang lewat: kenapa kau sembunyi di hatiku? ayo keluarlah kita cari kemungkinan yang ada.

sang hawa tersenyum pahit, mungkin menahan sakit. demi waktu, kenapa kali ini kita harus bertukar peran, adam??

No comments: